Memiliki mobil baru, apalagi yang mengenakan teknologi canggih, membuat semuanya terasa kian mudah untuk dioperasikan. Para pemilik pun cenderung akan memaksimalkan semua fasilitas yang ada, demi kenyamanan yang dijanjikan pabrikan.
Namun, bukan berarti teknologi otomotif yang bisa saja berupa sistem komputerisasi itu dapat dimanfaatkan sesuka hati. Pengenaan teknologi canggih memang bertujuan mempermudah dan membuat kian nyamannya, konsumen mengendarai dan mengoperasikan mobil bersangkutan. Tapi, sejumlah perlakukan standar harus dikerjakan demi optimalnya kinerja mobil baru tersebut.
Berikut sejumlah rekomendasi standar yang perlu dimengerti pemilik mobil baru sehingga teknologi tinggi yang ada tak jadi bumerang karena mengalami kerusakan akibat tak tepatnya perlakukan saat mobil masih harus menjalani running in.
Kenali kebutuhan dasar
Kegiatan ini bisa dimulai dengan membaca buku petunjuk atau sekurangnya meminta penjelasan pihak penjual mobil bersangkutan. Informasi paling utama yang harus diketahui adalah keperluan mendasar mobil tersebut seperti jenis bahan bakar, pelumas, dan karakter mesin serta sistem pengamannya.
Informasi jenis BBM, lebih ditujukan pada perlunya mengetahui batas ambang nilai oktan bensin yang direkomendasikan. Jangan menggunakan jenis BBM dengan nilai oktan lebih rendah dari yang ditentukan. Sebab pemakaian oktan yang lebih rendah akan membuat kerusakan pada banyak komponen terutama sistem pengapian dan injeksi.
Sementara jenis pelumas, berkait betul dengan performa yang bakal dihasilkan mesin mobil tersebut. Kesalahan pada nilai kekentalan pelumas bisa berakibat ausnya sejumlah komponen dalam mesin bersangkutan.
Perlakukan khusus running-in
Mobil baru memang harus menjalani masa running-in secara tapat. Sejumlah produk memang telah menjalani masa itu saat masih dalam proses perakitan. Namun biasanya sebatas untuk kinerja mesin. Maka lebih baik prosedur running-in diikuti supaya mobil berfungsi prima.
Untuk 3.000 km pertama kendaraan harus dijalankan dengan cara-cara yang khusus atau biasa disebut running-in itu. Lagi-lagi bacalah dengan seksama buku petunjuk menjalankan kendaraan yang diberikan oleh pabrik pembuatnya dan laksanakan saat menjalankan kendaraan.
Sebelum menjalankan kendaraan, panaskanlah mesin terlebih dahulu, jangan menjalankan kendaraan dengan tiba-tiba. Jangan pula mengadakan akselerasi secara berlebihan dan hindari mengerem dengan mendadak.
Saat masih dalam keadaan running-in, jagalah putaran mesin pada rpm sedang. Jangan pula mengeber-geber gas secara berlebihan. Sebaiknya diusahakan agar putaran mesin selalu lebih rendah dari 60 persen seluruh putaran mesin maksimum.
Ganti pelumas tepat waktu
Sesudah kendaraan menjalani jarak 1.000 km pertama, gantilah minyak pelumas mesin, minyak pelumas persneling dan roda gigi diferensial. Sesuaikan jenis pelumas sesuai petunjuk pabrikan.
Kemudian, setelah masa running-in selesai, yakni kendaraan menjalani 3.000 – 5.000 km, ada kemungkinan baut-bautnya menjadi kendor. Maka, bawalah kendaraan ke bengkel untuk diperiksa dan dikokohkan baut-baut dan sekrupnya. Pada kesempatan ini, kembali lakukan pengantian pelumas untuk mesin.
Beberapa ATPM di tanah air menyatakan masa pengantian pelumas kedua bagi mobil baru adalah jarak tempuh 5.000 km. Namun, lainnya menyatakan perlu penggantian pada jarak tempuh 3.000 km. Ikuti rekomendasi pabrikan mobil bersangkutan. Lain merek dan pabrikan pasti akan lain pula kualitasnya. Maka mengikuti petujuk pabrikan akan jauh lebih aman.
Optimalkan seusai masa running-in
Kini pabrikan selalu memberi garansi sekurangnya 2 tahun atau jarak pemakaian 50.000 km bagi seluruh produk barunya. Karena itu, setelah mengetahui karakter mobil sepanjang running-in, maka mobil perlu digeber hingga bila semisal terjadi sesuatu dapat segera mendapat perbaikan dengan maksimal dan cuma-cuma.
Konsultasikan dengan para mekanik yang menangani mobil secara detail apa yang dialami saat mengemudikan mobil tersebut secara optimal. Bila tak mengalami gangguan, artinya mobil siap yang dikendarai setiap saat dengan kondisi prima. bid
mobil pick-up phanter saya tahun 96, mobil saya sering bermasalah di roda depan, sering ganti bearing, seminggu 1-2kali. dan pernah juga 2 kali ganti kepala kambing.dan mobil kalau jalan 0-30km/jam goyang dombret, tapi diatas 35km/jam goyang nya berkurang. trus kalo kena lobang sedikit saja berbunyi “krak..krak..” yang mau saya tanyakan apa kira2 penyebabnya dan apa yang perlu saya ganti? mohon infonya bos. trims.