Kiat Merawat si Karet Bundar

SEBUTAN si karet bundar sepintas memang tak bermakna. Nama alias dari karet ban ini hanya dianggap sebagai ucapan kosong belaka. Padahal kalau dicermati lebih dalam akan banyak memberi isyarat tentang arti penting keselamatan penggunanya.

Karet bundar ini selalu berputar di atas jalanan beraspal dan berbagai bentuk jalan lainnya. Karena bundar, benda ini menggelinding memberi rasa aman bagi penghuni kendaraan di atasnya.

Karena bundar, kendaraan yang menggunakannya dapat melaju cepat dan memiliki perputaran ke kiri dan kanan dengan gaya gesek yang cukup ringan bagi tangan pengemudi.

Karena itu, bentuk bundarnya itu harus selalu diperhatikan. Produsen karet bundar ini saja sudah memberikan kode tertentu pada setiap bentuk dan ukuran yang dibuatnya. Dengan maksud, agar penggunanya lebih mudah mengenali dan mengawasi pemakaian si karet bundar ini. Tidak jarang pula, para produsen ini mengingatkan agar ban cadangan juga diperlakukan sebagai ban yang sedang dipergunakan. Karena, meskipun sebagai cadangan, ban yang biasanya diletakkan di bagian tersembunyi kendaraan ini harus selalu siap digunakan pada keadaan yang tidak pernah diduga.

Pada pemeriksaan ban, ada dua bagian utama yang perlu selalu diperhatikan yakni tekanan angin dan kondisi permukaan.

Cara mudah

Ada cara termudah untuk memperpanjang usia pakai komponen yang satu ini, dengan menjaga agar tekanan angin di dalamnya selalu sesuai standar. Angka besaran tekanan ini biasanya dapat diketahui dari buku manual atau sticker yang terletak dibalik pintu kemudi. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada seluruh roda dan ban cadangan setiap bulan dan dalam kondisi dingin atau setelah menempuh jalan sejauh 1,6 km.

Pemeriksaan yang teliti juga perlu dilakukan terhadap kondisi permukaan ban. Jangan sampai ada permukaan yang retak, sobek, berlubang, menonjol, atau ada benda seperti batu yang terjepit di alur ban.
Begitu pula jika permukaan ban mengalami aus. Umumnya ban dianggap aus bila kedalaman ceruk hanya 1/16 inch atau 1,6 mm. Begitu pula dengan alur ban. Biasanya ban akan cepat aus di salah satu bagian jika tekanan angin tidak pada keadaan yang dianjurkan produsennya.

Tekanan angin yang terus terjaga sesuai standar yang ditentukan dapat dilihat dari bentuk ban yang memiliki tingkat keausan merata di setiap bagiannya. Kondisi ini umumnya baru terjadi pada jarak tempuh antara 10.000 hingga 12.000 kilometer.

Perawatan komponen yang terbuat dari karet ini dianjurkan tidak hanya dengan menggunakan sabun dan air dengan alasan beberapa produk pembersih lainnya dikhawatirkan mengandung zat yang justru merusak ban.
Pada dinding ban ini biasanya tertera angka dan huruf yang menjelaskan tentang identitasnya. Misalnya P215/65R15 89H. Tanda P berarti ban digunakan untuk kendaraan penumpang atau light truck yang biasanya disingkat LT.

Kemudian angka 215 menunjukkan lebar ban dalam milimeter, 65 sebagai perbandingan lebar dan tinggi ban, dan R sebagai singkatan dari radial yang terdiri dari B untuk balted bias dan D untuk diagonal bias.

Sementara 15 menunjukkan diameter wheel dalam inch, 89H sebagai service description yang menunjuk 89 sebagai indeks beban yang menggambarkan kemampuan ban menerima beban serta H sebagai pertanda ban yang bisa digunakan pada kecepatan maksimal.

Selain itu masih ada simbol lainnya yakni Q=99 mph (158,4 km/jam), R=106 mph (170 km/jam), S=112 mph (180 km/jam), T=118 mph (188,8 km/jam), U=124 mph (198,4 km/jam), H=130 mph (208 km/jam), V=149 mph (238,4 km/jam), dan Z=149+mph.

Kemudian traksi yang merupakan kemampuan ban untuk berhenti di permukaan basah ditunjukkan dengan skala mulai dari AA (paling baik) hingga C (buruk)

Begitu pula dengan temperatur sebagai kemampuan ban untuk bertahan dari pengaruh panas dilambangkan dengan penunjuk skala A (paling baik) dan C buruk. (mobilku.com/Y-5)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *