MANAKALA musim hujan datang, banjir pun sepertinya enggan beringsut dari wajah pemberitaan nasional. Sebagai anggota komunitas yang setiap harinya banyak menunggang kendaraan pelahap jalan raya, tentu hal ini patut dicermati. Sedia payung sebelum hujan tidak mutlak lagi bisa diandalkan menyiasati hujan.
Perlu motivator baru agar suara hujan deras tidak lagi terdengar sebagai genderang ancaman. Karena, bukan hanya soal terjebak macet saat hujan yang ditakuti tetapi banyak lagi gangguan mengemudi yang ditimbulkan oleh hujan ini, atau melintas banjir pada jam-jam sibuk dan macet seperti jam pulang kantor. Otomatis, badan kendaraan akan lebih lama terendam di dalam aliran air banjir akibat hujan yang biasanya juga mengandung lumpur.
Kalau cuma mogok mungkin tidak apa, bagaimana kalau air lumpur merayap masuk ke dalam mobil dan membasahi bagian interior kendaraan yang mewah. Banyak sekali tip sederhana yang bisa dilirik untuk menghadapi kondisi kurang menguntungkan itu.
Pertama sekali, sebaiknya kaca jendela di jaga agar tetap bersih agar tidak mengurangi luas pandangan. Karenanya, lap mobil sebaiknya selalu diletakkan pada tempatnya agar mudah ditemukan saat dibutuhkan.
Arah sorotan lampu juga harus ditata untuk mendapatkan jarak pandang maksimum. Hal ini tentunya lebih baik dikerjakan oleh tangan terampil yang memiliki peralatan memadai di bengkel.
Masalah pencahayaan mobil ini juga perlu ditingkatkan dengan mengganti bohlam konvensional dengan halogen atau high intensity discharge (HID) yang lebih terang. Bisa juga dilengkapi dengan satu set lampu kabut untuk mendapatkan penerangan low beam lebih baik, saat cuaca tidak bersahabat.
Begitu pula dengan lampu rem, sebaiknya ditambah dengan high-mounted brake lamp yang mampu mengurangi resiko tertabrak dari belakang hingga 30 persen.
Bila sudah mogok, sebaiknya emergency flasher dihidupkan dan memasang segitiga pengaman. Kurangi kecepatan di jalan gelap, karena pada kondisi ini umumnya pengemudi sangat sulit memprediksi jarak aman kendaraan.
Menyangkut masalah kecepatan, ada catatan penting yang perlu diingat para pemilik kendaraan premium. Kendaraan ini umumnya memiliki fasilitas peredam suara berkualitas tinggi, sehingga suara mesin dan bahkan angin pun tidak terdengar dari dalam bagian interior kendaraan.
Akibatnya, pengemudi dan juga penumpang tidak merasakan momen perpindahan tempat yang begitu cepat yang dialaminya. Tidak terkecuali pada saat mencapai kecepatan maksimum yang biasanya diatas 200 km per jam.
Kecepatan tinggi yang biasa dijalani pembalap ini tentu jarang sekali dialami para pengemudi umum. Akibatnya, sensitivitas dan prediksi jarak pengereman pun belum terasah dengan baik. Sering terjadi, pengemudi menginjak rem ketika jarak sudah relatif dekat dibanding kecepatan kendaraan saat itu. (berbagai sumber/Y-5)