Dalam satu mobil yang sarat dengan penumpang, biasanya orang yang dianggap ‘lemah’ ditempatkan di kursi tengah bagian belakang, tempat yang paling tak diinginkan, tak nyaman dan tak ‘pas’ di dalam kendaraan. Namun ternyata, tempat itu adalah yang paling aman.
Sebuah penelitian di Universitas Buffalo mempelajari sebuah kecelakaan mobil yang fatal di Amerika, antara tahun 2000 dan 2003, dimana ada seseorang yang berada di kursi tengah bagian belakang.
Mereka menemukan kenyataan bahwa para penumpang yang berada di kursi tengah belakang tersebut tingkat keselamatannya berkisar 59% hingga 86% lebih aman daripada penumpang yang duduk di bangku depan. Dan, untuk para penumpang di bangku deretan belakang, orang yang duduk di tengah 25% lebih aman dibanding penumpang yang berada di bagian kursi belakang lainnya.
“Setelah memperhitungkan beberapa faktor, seperti penggunaan sabuk pengaman, tipe kendaraan, berat kendaraan, usia penumpang, kondisi cuaca dan cahaya, pemakaian airbag, pengaruh obat-obatan dan tingkat ke-fatal-an tiap tabrakan, posisi penumpang di kursi tengah bagian belakang masih lebih unggul 16% dibanding dengan posisi kursi lainnya dalam mobil,” kata Dietrich Jehle, M.D., seorang profesor yang di bidang pengobatan darurat dan seorang ahli di bidangnya.
Jehle dan pihak yayasan dari ‘Center for Transportation Injury Research (CenTIR), mengadakan penelitian untuk mempelajari tingkat ke-fatal-an dari satu tabrakan bagi para penumpang di bangku belakang dan juga posisi penumpang paling parah dalam kendaraan, jika terjadi tabrakan.
CenTIR berpusat di Erie County Medical Center dan bekerjasama dengan Calspan UB Research Center (CUBRC). Data diambil dari ‘Fatality Analysis Reporting System’ dari Pusat Data Keselamatan Lalulintas Jalan Raya Nasional.
Studi tersebut memberikan dua perbedaan jenis dari data tabrakan yang fatal. Para peneliti pertama menganalisa klasifikasi spesial dari sebuah tabrakan mobil, dimana dalam mobil tersebut terdapat penumpang di bangku depan dan di tengah bangku belakang.
Dan pada penelitian kedua, para peneliti melibatkan obyek penumpang yang diposisikan di bangku tengah dan juga penumpang yang posisinya ‘jauh’ dari jendela (kaca). Tingkat ke-fatal-an untuk penumpang di bangku belakang bagian tengah kemudian dibandingkan dengan yang ada di posisi dekat jendela. Analisa itu menghasilkan beberapa angka statistik, yang menunjukkan tempat duruk ‘teraman’ di dalam mobil, saat terjadi tabrakan.
Hampir separuh dari penumpang yang ada di bangku belakang, 46,9%, tak mengenakan sabuk pengaman. Dan hasilnya, penumpang yang tak mengenakan sabuk pengaman itu, 34,6% mengalami cedera parah, dibandingkan dengan yang mengenakan sabuk pengaman, yang hanya 14,9% mengalami cedera.
Bangku Tengah Belakang
Secara keseluruhan, penumpang yang duduk di bangku belakang dan mengenakan sabuk pengaman, mempunyai peluang selamat sebesar 2,4 hingga 3,2 kali lebih besar daripada penumpang di bangku belakang yang tak mengenakan sabuk pengaman. Hal ini jugalah yang menjadi alasan, kenapa bangku yang disediakan bagi bayi maupun anak kecil selalu berada di bagian belakang tengah dari mobil.
Satu alasan kenapa bangku belakang bagian tengah disebut sebagai tempat teraman, menurut Jehle, karena penumpang yang duduk di posisi ini mempunyai ‘crush zone’ yang lebih besar terhadap tabrakan daripada penumpang yang ada di bangku samping belakang. ‘Crush zone’ adalah area dalam mobil yang didesain jika penumpang jatuh, sebagai usaha untuk meredam efek yang terjadi akibat benturan.
“Sebagai tambahan, dalam sebuah tabrakan mobil yang berguling, potensi efek berputar bagi para penumpang yang ada di bangku tengah akan lebih kecil daripada para penumpang di bangku samping atau dekat jendela,” katanya.
“Studi ini juga mengisyaratkan pentingnya penggunaan sabuk pengaman bagi para penumpang yang berada di bangku belakang, seperti yang terlihat dalam demonstrasi saat penelitian. Perlu ditekankan lagi hukum yang mengharuskan pemakaian sabuk pengaman bagi para penumpang di bangku belakang,” tambah Jehle. (bun)