Konsep Baru Mobil Keluarga

Tingkat transmisi mobil Honda Freed disesuaikan dengan kondisi meda

Pemahaman konsumen mengenai mobil keluarga, selama ini lebih didominasi pengertian menyangkut daya tampung atau kapasitas mobil yang juga dinamai multi purpose vehicle (MPV) itu.

Alhasil, mobil keluarga dipersepsi sebagai mobil yang mampu memuat banyak anggota keluarga, bahkan termasuk nonanggota keluarga inti.

Maka, jadilah mobil keluarga di Indonesia umumnya tidak senyaman sedan yang memang dijejali berbagai fitur-fitur kenyamanan dan keamanan. Kalaupun ada MPV senyaman sedan, biasanya masuk pada segmen premium. Itu pun daya muatnya hanya maksimal lima penumpang.

Saat Juni 2009 lalu, Honda Prospek Motor (HPM) yang merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) mobil Honda di Indonesia memperkenalkan Honda Freed, mereka mengklaim mengusung konsep baru mobil keluarga. Tentu tidak serta-merta masyarakat, termasuk kalangan jurnalis otomotif, memercayai pernyataan itu.

Seakan ingin meyakinkan konsumen, awal Januari ini, HPM pun menggelar Freed Family Getaway yang mengharuskan para jurnalis membawa serta keluarga mereka. Peserta pun diberi kesempatan menguji MPV tersebut di berbagai kondisi jalan dengan rute jalur alternatif Jakarta-Purwakarta-Subang-Bandung dan Bandung-Jakarta melalui tol Cipularang.

Dari sisi eksterior dan interior, MPV yang hingga saat ini sudah menembus angka 10.000 unit itu tampaknya mengusung mini-maxi. Artinya, bodinya boleh jadi minimalis alias kompak, namun dalam hal daya tampung, MPV tujuh penumpang itu mengusung konsep maksimalis. Bukan hanya mampu memuat tujuh penumpang sekaligus, namun kesan lega sangat terasa ketika berada di dalamnya.

Ruangan yang lega membuat penumpang khususnya anak-anak bisa seenaknya pindah dari depan ke belakang atau ketika mobil sedang berjalan. Honda menyebut konsep ini dengan sebutan Walk-through Cabin. Posisi duduk penumpang belakang, khususnya di baris kursi kedua yang lebih membuat pandangan ke depan menjadi lebih luas. Begitu pula dengan posisi duduk penumpang di baris kursi ketiga. Teknik pengaturan jok seperti itu dinamakan Theatrical Cabin Space.

Desain Segitiga

Performa Freed cukup baik apalagi di jalan beraspal dan mulus

Faktor pembuat lega interior MPV bersumbu roda 2.740 milimeter ini lainnya adalah teknik yang membuat lantai lebih rendah atau One Step Floor. Akses keluar masuk bagi anak-anak sekalipun menjadi lebih mudah. Hal itu diperkuat dengan konsep desain segitiga di bagian depan mobil yang dipadukan dengan desain kotak di bagian utama bodi.

Menurut Direktur Komunikasi dan Pemasaran HPM Jonfis Fandy, semua kombinasi teknik pengaturan ruang itu membuat volume interiornya berkapasitas 142 liter jika diisi tujuh penumpang, dan menjadi 672 liter bila berisi empat penumpang (kursi ketiga dilipat).

Untuk ruang pengemudi, desain dasbor dibuat rendah dengan bagian depan rata, serta kaca depan yang landai menjadikan pandangan ke depan terasa lebih luas. Desain tersebut dinamai Open Cafe Interior. Kondisi lega juga diperkuat oleh penempatan tungkai transmisi di bagian dasbor sehingga ruang di antara dua kursi depan dibiarkan kosong. Sementara itu, rem tangan alias rem parkir posisinya menggantikan tempat pedal kopling yang tidak dioperasikan karena MPV ini bertransmisi otomatis.

Transmisi otomatik Freed berbeda dengan yang digunakan Honda pada model-model sebelumnya. Freed menggunakan transmisi 5 percepatan yang menggabungkan sistem continuouly variable transmission (CVT) dengan teknologi pengatur torsi. Dengan teknologi ini, Honda mengklaim terjadi efisiensi bahan bakar, namun akselerasi yang lebih responsif.

Performa kendaraan juga ditunjang oleh teknologi drive by wire (DBW) yang diadopsi dari teknologi fly by wire pada pesawat terbang. Sarana penghubung mekanik digantikan modul elektronik canggih, sensor, dan motor actuators. Misalnya, hubungan antara pedal gas akselerasi dan intake manifold mesin yang umumnya memakai kabel mekanis digantikan dengan perintah elektronik melalui komputer. Sistem ini populer dengan sebutan electronic throttle control (ETC).

Penerapan teknologi DBW tidak terbatas pada kendali pedal gas, tetapi juga rem elektronik (brake by wire), dan kemudi elektronik (steering by wire). Penggunaan sistem ETC disebabkan beberapa alasan, antara lain pertama, komputer mobil mampu mengontrol semua operasi mesin sehingga kinerja lebih optimal. Kedua, penggunaan sistem throttle elektronik memastikan mesin hanya menerima perintah yang sesuai dengan kondisi saja. Ketiga, pasokan udara ke mesin yang sesuai kebutuhan akan berdampak pada pengurangan emisi gas buang.

Saat melaju di jalur Purwakarta-Subang lewat Jalan Terusan Halim-Wanayasa-Sagalaherang-Subang Ciater-Tangkuban Perahu-Lembang-Bandung performa mobil ini betul-betul bisa dieksplorasi dengan mencoba berbagai tingkat transmisi. Seluruh tingkat transmisi mulai dari D, D3, 2, dan 1 semua dicoba sesuai kondisi medan yang dilalui. Misalkan saat melalui tanjakan berat bisa menggunakan transmisi D3 agar napas Freed lebih panjang dan bertenaga. Namun, bila pada tanjakan berat tetap bertahan pada transmisi D, mesin terasa kepayahan.

Karena SP melakukan eksplorasi tingkat transmisi sepanjang menuju Bandung, maka konsumsi bahan bakar pun lebih boros ketimbang hanya menggunakan transmisi D saat kembali ke Jakarta melalui Cipularang. Konsumsi bahan bakar saat berangkat tercatat 12,2 km per liter, sedangkan pada saat pulang konsumsi bahan bakar lebih irit menjadi 15,8 km per liter meski hujan deras menemani sejak dari Bandung.

Salah seorang wartawan senior, Gatot Irawan saat dimintai pendapatnya mengatakan, handling dan performa Freed cukup baik dengan akselerasi yang responsif. Saat bermanuver menyalip atau melahap tikungan, efek limbung yang kerap ditemui pada kendaraan MPV lain, pada Freed terasa sangat minim.

“Untuk sebuah MPV keluarga yang ideal, sebenarnya performa mesin bertenaga besar bukanlah hal yang paling dibutuhkan. Yang penting adalah torsi mesin yang besar sehingga dengan putaran mesin (rpm) yang tidak begitu tinggi, Freed mampu bergerak dengan lincah, bertenaga, tapi irit,” ujar Gatot. [Suara Pembaruan]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *