SEBUAH produk mobil baru lazimnya telah memiliki pelek yang dibawa dari pabrikan otomotif. Namun, mengganti pelek mobil tersebut dengan beragam desain merupakan tren yang paling sering dilakukan konsumen saat ini. Selain menjadikan tampilan mobil lebih bergaya, penggantian pelek ini terbukti dapat menambah performa berkendara. Paling tidak, mobil terasa lebih stabil karena daya cengkeram dan traksi roda tentunya mengalami peningkatan. Namun, yang harus dipahami, penggantian ukuran diameter pelek yang berlebihan justru dapat membahayakan. Bila ini dipaksakan, kenyamanan mengemudi pun akan berkurang. Bahkan mengancam keamanan. Ini karena mobil akan terasa lebih keras dan kemampuan traksi pun berkurang.
Sejumlah komponen terancam boros. Bahkan, pelek pun terancam mudah rusak. Sesungguhnya terdapat panduan yang perlu dimengerti bagi otomania yang ingin tampil bergaya dengan mengganti pelek mereka, tanpa harus mengorbankan kenyamanan, keamanan, dan keawetan komponen.
Berikut beberapa kiat yang patut dipahami jika ingin mengganti pelek mobil. Secara teori, perancang mobil telah memperhitungkan ukuran lingkar roda yang paling ideal bagi mobil bersangkutan. Maka, bila ingin mengganti pelek, usahakan diamater keseluruhan roda tetap sama dengan ukuran ban standar.
Penggantian ini dikenal sebagai plus sizing. Namun, kalau misalnya pelek standar berukuran 15 inci, maka penggantian pelek masih dalam batas aman, bila hanya bertambah besar satu (plus-one) sampai dua (plus-two) inci. Ini pun harus disertai pengurangan ukuran ketinggian ban 5 sampai 10 persen dan penambahan lebar ban maksimal 10 sampai 15 milimeter. Hal ini untuk mencapai ukuran lingkar roda yang tak jauh dengan ban standar. Ambil contoh pelek standar berdiameter 15 inci dengan ketinggian ban 65 mm dan lebar 185 mm.
Kalau ingin berganti dengan pelek 17 inci, pilih tinggi ban maksimal 50 mm dan lebar maksimal 205 mm. Sesuaikan penghitungan serupa untuk pelek berukuran 16 inci. Bila nekat mengganti dengan ukuran pelek 19 inci (plus-four), maka harus pilih ban tipis. Risikonya kenyamanan berkendara berkurang dan ukuran spidometer akan terganggu. Diperkirakan setiap mobil bergerak 30 km maka akan terdapat kelebihan ukuran gerak hingga 1 km.
Penggantian pelek yang dilakukan asal suka model dan ukurannya, merupakan pertimbangan yang salah. Karena, pemilihan jenis pelek yang tepat, selain mendapatkan gaya, juga sama sekali tak mengganggu keselamatan berkendara. Rekomendasi pertama adalah memilih bahan pelek aluminium yang dibuat dengan teknologi tempa (forged wheel).
Jenis ini adalah yang terbaik dan memang berharga paling mahal. Urutan kedua berteknologi pressure cast wheel dan terakhir jenis cast wheel. Selain ketiga jenis ini, rasanya soal keamanan menjadi tak terjamin. Karena, selain pelek mudah bengkok bahkan pecah, umumnya pelek di luar tiga jenis ini berbobot amat berlebihan hingga mengganggu kenyamanan mengemudi.
Setelah itu, pastikan ukuran lubang pelek sesuai dengan mobil bersangkutan. Tak saja harus sama jumlah lubang tambatan bautnya, juga jarak antarlubang (PCD) harus benar-benar sama. Beda jumlah lubang dan PCD memang dapat diakali dengan menambahkan adaptor. Namun, kegiatan ini amat tak disarankankan karena akan mengganggu optimasi gerakan roda. (L-11)