Noda atau percikan bekas air pada permukaan bodi mobil, bila tak segera dibersihkan akan membuat kilap lapisan cat terganggu. Bahkan kondisi ini bila tak segera mendapat perawatan akan bisa merusak lapisan cat karena terjadi proses kimiawi.
Permukaan bodi mobil akan mengalami gejala water spot dan swirl mark bila tak dilakukan perawatan secara tepat. Gejala water spot (WS) berupa munculnya noda lingkaran kecil-kecil bekas air mengering di permukaan cat. Sedang gejala swirl mark (SM) adalah goresan (tepatnya gerusan) yang bisa terjadi di permukaan bodi akibat salah urus bodi.
Musim penghujan yang menjadikan mobil kadang harus terkena hujan dan sebentar kemudian kering karena matahari, merupakan salah satu penyebab utama datangnya dua gejala itu. Sejumlah tip perawatan seperti yang dijabarkan David Binon dalam rubrik tanya-jawab di autopiacar-care.com ini sangat direkomendasikan untuk dimengerti pemilik mobil.
Menurutnya, pada kebanyakan jenis air, apalagi di kawasan kota pinggir pantai, yang menjadi pencetus munculnya gejala WS yang lebih cepat. Ini karena tingginya kandungan mineral tertentu sehingga ketika permukaan yang terkena air kering matahari, maka akan segara menghasilkan WS.
Kandungan kalsium dan metal yang ada pada air hujan, ternyata juga akan membuat munculnya bercak bekas air yang lebih cepat. Apalagi bila air hujan terpolusi oleh kandungan asam cukup tinggi. Bila tak segera dirawat, permukaan cat pun akan rusak.
Cairan dengan sedikit asam
Menghadapi WS, upaya membersihkan dengan cara mencuci kembali dan segera mengeringkannya ternyata tak akan banyak membantu. Percaya atau tidak, kondisi ini bisa diselesaikan dengan mengguyurkan cairan dengan kandungan asam ringan. Bila sulit mendapatkannya, gunakan cuka yang biasa digunakan untuk kepentingan di dapur Anda.
Kegiatan pertama yang harus dilakukan, mandikan mobil dengan shampo yang kini banyak diperdagangkan. Basuh dengan air secara merata. Setelah itu coba oleskan cuka atau guyurkan kalau WS telah banyak dijumpai. Setelah itu gosok bodi dengan busa secara merata dan menekan. Biarkan 30 sampai 60 detik, kemudian guyur kembali dengan air. Segera keringkan dengan lap chamois (populer di sini sebagai kanebo) dan mobil bakal tampak kembali mengkilap.
Kegiatan ini ada risikonya. Ternyata cairan cuka akan menghilangkan lapisan lilin pada permukaan bodi. Maka kalau hal itu dilakukan perlu segera dilakukan kembali pelapisan senyawa lilin dengan produk Wax yang banyak diperdagangkan.
Gosok bodi secara berkala
Kesalahan yang sering mengakibatkan munculnya gerusan pada permukaan bodi lebih banyak disebabkan salah mengelap permukaan mobil. Baik ketika mengelap karena bodi basah maupun kala membersihkan debu. Menjadi semakin buruk karena pengelapan dilakukan lebih keras ketika ditemukannya WS.
Awalnya gerusan ini memang tak bisa sekedar diraba tangan. Namun karena terus terjadi maka, ternyata gejala SM telah berlangsung demikian kronis. Permukaan cat pun tampak kusam dan cat bagai tergores-gores benda tajam. Ini akan diperburuk bila perawatan bodi tak maksimal kala musim penghujan datang.
Menghadapi kondisi demikian, hanya terdapat satu jalan pintas untuk merawatnya. Segera poles bodi menggunakan alat pemoles dengan bantuan sejumlah senyawa kimia pengkilap cat. Lakukan kegiatan ini berulang hingga kilau cat muncul kembali.
Risiko dari perlakukan ini adalah lapisan cat menipis. Bila terus dilakukan pemolesan, maka cat dasar pun akan terlihat. Namun, pemolesan memang perlu dilakukan secara berkala, hanya perlu menggunakan metoda yang tepat. Seperti menggunakan cairan pengilap dan lap kering untuk kepentingan ini. Terakhir, jangan terlalu gampang mengelap mobil dengan sembarang lap apalagi menggunakan kemoceng bulu ayam.
( bid )