Mencengkeram di jalan basah

Hujan deras kemungkinan besar masih akan mengguyur hingga akhir bulan ini. Coba tengok-tengok lagi kondisi ban Anda. Apakah masih layak, terutama periksa kembang-kembangnya untuk memastikan bahwa daya cengkeram ban terhadap permukaan jalan masih oke.

Risiko ban yang sudah aus tentu terkait dengan kontrol dan pengendalian laju kecepatan. Jangan sampai Anda kecelakaan karena saat menginjak rem mobil tetap meluncur dan menghantam objek yang seharusnya Anda hindari.

Pada musim hujan yang membuat jalan basah juga ada risiko lain yang tidak kalah mengerikan: ban selip karena akibat kembang ban hilang, maka kemampuan ban menepis air yang ada permukaan jalan menjadi berkurang.

Sebetulnya, menurut para ahli AstraWorld, bukan hanya pas musim hujan saja ban harus menjadi perhatian penting. Saat kembang ban sudah habis, memang sebaiknya diganti dengan yang baru.

Setiap ban mempunyai indikator yang bisa menjadi tanda kembang ban sudah rata atau belum. Indikator ini bisa ditemukan dengan melihat dinding samping ban.

Biasanya di dinding samping ban ada tanda segitiga (penunjuk arah) yang jika diikuti dengan menelusuri arah itu ke tengah permukaan ban, membantu kita menemukan sebuah benjolan kecil di tengah kembang ban. Jika permukaan ban sudah setara dengan benjolah tersebut, berarti sudah saatnya mengganti ban.

Cara mengetahui tingkat keausan kemban ban juga dapat dilakukan dengan cara mengukur ketinggian kembang ban. Bila ketinggian kembang ban tinggal sekitar 1.6 mm, sebaiknya ganti ban dengan yang baru.

Apabila mengganti ban, pastikan juga bahwa kaki-kaki mobil Anda di spooring dan balancing. Terutama spooring, karena tindakan ini bisa memengaruhi tingkat keausan ban. Jika setelan ban kurang selaras, selain kemudi terasa cenderung membanting ke kiri atau kanan, permukaan ban juga bisa gundul sebelah.

Menjaga tekanan ban juga berimbas pada konsumsi bahan bakar. Menurut Departemen Energi AS, pengendara bisa menambah jarak jelajah per liter BBM hingga 3,3% bila tekanan angin ban dalam kondisi ideal.

Sebaliknya setiap kekurangan 1 Psi (pound per square inch) tekanan angin ban, maka konsumsi BBM pun berkurang 0,4 %. Selain itu, ban yang diisi udara cukup juga lebih aman dan lebih awet.

Menurut perhitungan Goodyear, ban yang tekanan anginnya kurang 5- 7 Psi dari tekanan yang dianjurkan, bisa meningkatkan konsumsi bahan bakar 10%. Ban yang kurang angin, tidak mulus menggelinding, atau semudah yang diharapkan.

Sayangnya, 85% pengemudi yang disurvei Rubber Manufacturers Association pada Februari 2005 ternyata tidak memeriksa tekanan angin ban dan sama sekali tidak paham bagaimana merawat bannya dengan benar.

Bahkan, kebanyakan mereka tidak tahu berapa tekanan angin ban yang pas sesuai dengan rekomendasi yang terpampang di buku petunjuk manual pengemudi, di balik pintu, atau di glove box.

Padahal, mengecek ban cukup dengan melakukan pemeriksaan tekanan angin ban sedikitnya sekali sebulan atau sebelum melakukan perjalanan jauh. Bisnis menyarankan agar pemeriksaan dilakukan setiap akhir pekan agar efektif dan tidak menyita waktu Anda. (algooth.putranto@bisnis.co.id)

Algooth Putranto

Sumber: Bisnis Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *